Sabtu, 04 Agustus 2012


JIKA AKU MENJADI WARGA DESA SUKALAKSANA

           Saya Muallimah Annisaa, mahasiswi Ilmu Kelautan UNPAD yang menjadi salah satu peserta KKNM – Intergratif periode 2 Juli s/d 2 Agustus 2012. Desa yang saya pilih untuk tujuan KKNM adalah Desa Sukalaksana Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur. Desa ini merupakan desa yang terletak di dataran tinggi. Dikelilingi oleh gunung dan perbukitan yang hampir seluruhnya tertutup perkebunan teh. Apabila dihubungkan dengan program studi yang saya ambil, maka desa ini bukanlah desa yang tepat bagi saya untuk melaksanakan kuliah kerja nyata, karena sulit untuk menerapkan pengetahuan yang saya dapat dari bangku kuliah di desa ini.
           Akan tetapi dengan konsep KKNM – Integratif yaitu KKNM yang inti pelaksanaannya adalah “Belajar Bersama Masyarakat”, tidak masalah bagi saya memilih desa ini sebagai tujuan KKNM karena disini saya tidak hanya membagi ilmu ysng saya miliki, tetapi juga dapat mempelajari hal-hal baru dari warga desa dan bersosialisasi sebagai bagian dari mereka. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKNM – Integratif ini dikondisikan agar tetap tinggal di desa dan tidak diperkenankan meninggalkan desa selama masa KKNM penuh. KKNM diselenggarakan selama sebulan pada periode liburan semester. Akan tetapi pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) memberikan keringanan kepada mahasiswa peserta KKNM untuk dapat meninggalkan desa maksimal dua hari. Keringanan ini diberikan apabila ada hal-hal penting dan darurat, misalnya perbaikan nilai di kampus, acara keluarga yang mendesak, dan lain sebagainya.
Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) sendiri merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat sehubungan pelaksanaan “Tridharma Perguruan Tinggi”. KKNM memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa di tengah masyarakat di luar kampus, agar mahasiswa tahu problematika apa saja yang dihadapi masyarakat dan sangat bagus sekali apabila dapat membantu memberikan solusi penyelesaiannya.
           KKNM memberi pengalaman hidup baru, suatu kesempatan yang sangat berharga dapat hidup bersama masyarakat Desa Sukalaksana selama sebulan ini yang membuat saya sadar betapa berharganya hidup ini. Selama ini, tidak pernah merasakan suasana yang hening, menyejukkan dan asri karena selalu tinggal di perkotaan yang bising. Tidak pernah merasakan kedamaian dan ketenangan pikiran karena terlalu disibukkan oleh berbagai aktivitas kuliah. Tapi di desa ini saya menemukan kedamaian, lingkungan yang asri dengan hamparan kebun teh yang hijau, udara yang bersih, pemandangan yang menyejukkan mata dan hati, ditambah dengan warga desa yang sangat ramah. Inilah salah satu nikmatnya hidup.
           Hari pertama menginjakkan kaki di desa ini saya dan teman-teman satu tim disambut oleh aparat Desa Sukalaksana. Kami memperkenalkan diri dan meminta izin untuk melaksanakan KKNM di desa ini. Tanggapan baik dari bapak-bapak aparat desa tersebut membuat kami senang berada di desa Sukalaksana. Apalagi ketika mendapat sambutan baik pula dari pemilik rumah yang akan kami tinggali selama sebulan dan warga desa sekitar rumah yang akan menjadi tetangga kami nanti membuat kami menjadi lebih bersemangat lagi. Namun lepas dari itu, jauh di lubuk hati saya masih ada keraguan dan kebingungan mengenai apa yang akan kami lakukan kedepannya di desa ini, dan apakah kami bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi Desa Sukalaksana dan warganya, setidaknya sebuah pemikiran yang dapat membawa desa ini ke arah yang lebih baik, karena itulah tujuan kami datang ke sini.
           Di hari pertama ini, tantangan paling utama justru adalah teman-teman satu tim KKNM sendiri. Yang saya pikirkan saat itu adalah bagaimana saya dapat mengenal dan berinteraksi dengan baik dengan mereka, bagaimana saya harus hidup satu atap selama sebulan penuh dengan orang-orang yang baru saya kenal, dan bagaimana saya harus bekerjasama membawa sebuah desa ke arah yang lebih baik bersama individu-individu dengan karakter yang berbeda-beda yang belum saya kenali satu persatu dengan baik? semua pertanyaan itu berputar-putar dalam otak saya selama beberapa hari tinggal di desa ini.
           Akan tetapi, pada akhirnya saya mampu berbaur dengan mereka. Ternyata perbedaan tidak menjadi halangan bagi kami untuk saling mengenal pribadi masing-masing karena dengan perbedaan kami bisa saling bertukar pikiran dan melihat suatu masalah dari berbagai perspektif yang berbeda. Perbedaan juga yang membuat kami bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing. Dari sinilah saya dapat belajar untuk menerima perbedaan, saling memahami, menahan ego dan bersabar.
           Bersama teman-teman inilah saya menyusun berbagai program yang akan kami terapkan di Desa Sukalaksana. Melalui pemetaan sosial dan lingkungan yang kami lakukan di awal kedatangan kami ke desa ini akhirnya kami dapat menyimpulkan ada beberapa bidang yang harus diperbaiki dan dikembangkan di Desa Sukalaksana, diantaranya adalah pendidikan, kesehatan, keagamaan, pemberdayaan wanita, karang taruna, perikanan, dan kelengkapan data kependudukan.
           Kondisi Alam di Desa Sukalaksana cukup baik dan mendukung untuk  bertani maupun berkebun, terutama untuk perkebunan teh. Selain itu pemandangan di Desa Sukalaksana cukup indah. Namun apabila kita memperhatikan lingkungan di Sukalaksana itu sendiri, masih terdapat sampah berserakan di jalan meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak. Sebagian masyarakat juga masih membuang sampah ke sungai dan sebagian besar lainnya mengelola sampah tersebut dengan cara dibakar. Hal ini lama kelamaan akan mencemari air bersih dan menimbulkan polusi udara jika terjadi terus-menerus. Sehingga dibutuhkan tempat pembuangan akhir untuk mengelola sampah-sampah rumah tangga di desa ini.
           Selain itu, dalam aspek masyarakat terdapat kesenjangan sosial, terutama disebabkan oleh masalah perbedaan pendapatan masyarakat. Salah satu contohnya adalah perbedaan pendapatan antara petani dan tengkulak. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan pengajaran, dapat dilihat dari masih banyaknya jumlah remaja usia sekolah dan tamatan SMA yang tidak dapat melanjutkan pendidikan karena tidak mampu dan hilangnya semangat serta motivasi untuk meneruskan pendidikan di jenjang sekolah yang lebih tinggi. Kebanyakan remaja ini memilih untuk menjadi tukang ojeg, terutama remaja laki-laki.
         Untuk menindak lanjuti permasalahan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan tersebut, kami mencoba meningkatkan motivasi belajar siswa-siswi di tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Petama. Kegiatan yang kami lakukan diantaranya memberi pengertian akan pentingnya pendidikan, berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, mengadakan sharing dengan para guru terhadap proses pembelajaran, dan membantu dalam proses melengkapi administrasi kerumahtanggaan di SDN I Sukalaksana.
            Dalam aspek kesehatan, kesadaran kebanyakan masyarakat Desa Sukalaksana terhadap kesehatan masih tergolong rendah, contohnya masih banyak ibu-ibu hamil yang enggan untuk memeriksakan kandungannya secara rutin ke posyandu atau puskesmas dan lebih memilih menggunakan jasa dukun beranak dibandingkan menggunakan jasa bidan. Ibu-ibu yang memiliki balita juga masih takut untuk mengimunisasi anak-anaknya ke posyandu. Selain itu, tidak adanya tenaga dokter yang tersedia di Desa Sukalaksana ini, hanya terdapat seorang bidan. Informasi mengenai kesehatan masyarakat dan lingkungan seperti imunisasi, KB, dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan lingkungan tersebut kami dapatkan melalui survey, observasi, dan silaturahimi ke rumah bidan desa dan posyandu.
            Dalam aspek lain, misalnya keagamaan, budaya Islam sangat kental di desa ini, contohnya pengajian yang berisi pengajaran tentang cara mengaji Al-Quran masih diminati oleh anak-anak hingga remaja, bahkan ibu-ibu dan bapak-bapak rutin mengadakan pengajian. Untuk melakukan kegiatan inventarisasi bidang keagamaan kami melaksanakan kunjungan/silaturahmi ke tokoh masyarakat khususnya para alim ulama setempat melalui majlis ta’lim yang ada di desa Sukalaksana dan mendatangi langsung tokoh agama yang berpengaruh di desa.
         Untuk memperoleh informasi bidang administrasi dan pemerintahan kami mencoba berkonsultasi kepada aparat desa yang ada di kantor Desa Sukalaksana mengenai kelengkapan data kependudukan. Ternyata informasi yang kami dapat memperlihatkan bahwa kesadaran masyarakat Desa Sukalaksana terhadap pentingnya kelengkapan data kependudukan seperti akte kelahiran dan kartu keluarga masih sangat rendah. Sehingga kami melakukan sosialisasi dan penyuluhan yang disisipkan melalui acara pengajian rutin ibu-ibu dan bapak-bapak.
           Permasalahan lainnya terjadi dalam bidang pemberdayaan wanita dan karang taruna yang belum berfungsi secara optimal. Padahal pemuda-pemuda Desa Sukalaksana sangat berpotensi di bidang olahraga khususnya olahraga bola voli dan tenis meja. Begitu pula dalam bidang perikanan, belum ada usaha budidaya padahal apabila dikembangkan akan berpotensi besar untuk meningkatkan perekonomian warga desa. Saat ini kolam-kolam ikan yang ada hanya sebagai konsumsi pribadi. Hal ini disebabkan pemikiran warga yang masih tertuju pada pertanian sehingga tidak adanya variasi usaha lainnya.
              Dari beberapa aspek masalah yang saya jelaskan diatas, aspek pendidikan menjadi perhatian lebih bagi saya. Maka seandainya saya diberi kesempatan untuk menjadi warga Desa Sukalaksana, maka Saya ingin menjadi Kepala Desa Sukalaksana. Alasan saya ingin menjadi Kepala Desa Sukalaksana karena Kepala Desa merupakan jabatan tertinggi dalam struktur pemerintahan desa, dimana semua kebijakan dan pengendalian desa berasal dari pemikiran Kepala Desa itu sendiri. Bila saya menjadi Kepala Desa Sukalaksana, maka saya akan mencoba bekerjasama dengan pemerintah setempat atau sponsor untuk memberikan beasiswa kepada seluruh warga Desa Sukalaksana yang lulus dari SMA untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Sebab menurut saya pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam sebuah pembangunan, khususnya dalam membangun Desa Sukalaksana ini menjadi lebih baik lagi. Bila dahulu sebagian besar warga Desa Cidahu memiliki paradigma “Bila telah lulus SMA, maka harus mencari pekerjaan” maka saya akan mengubah paradigma tersebut, agar seluruh warga, terutama pemuda yang telah lulus SMA harus berusaha untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Dengan begitu seluruh pemuda yang telah mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi akan kembali ke Desa Sukalaksana dan memberikan kontribusi dalam pembangunan desa melalui ilmu dan pengalaman yang mereka dapat di Perguruan Tinggi. Dengan begitu semangat kepemudaan tidak akan pernah padam untuk membangun Desa Sukalaksana.
             Semoga saja dengan adanya tulisan ini, dapat menjadi inspirasi bagi siapapun. Khususnya bagi seluruh Kepala Desa, tidak terkecuali Kepala Desa Sukalaksana dikemudian hari. Akhir kata saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Pak Rustandi selaku Kepala Desa, seluruh anak-anak SDN I Sukalaksana yang memberi saya inspirasi tentang semangat menuntut ilmu dan menggapai cita-cita, seluruh warga Desa Sukalaksana yang tidak bisa disebutkan satu per-satu, dan kesembilan belas mahasiswa KKNM Desa Sukalaksana lainnya. Kita adalah sebuah keluarga dan saudara untuk satu sama lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar